Dari Pada Jauh-Jauh Ke Bioskop Cuma Ngabisin Uang Aja Mending Nonton Disini
Selasa, 28 Maret 2023
Film Shalahuddin Al Ayyubi episode 19
Sebuah film inspiratif
kembali hadir kelayar kaca Anda. Film yang kental dengan ajaran agama
Islam ini bertajuk Shalahudin Al Ayyubi.
Film seri ini menceritakan tentang kisah nyata seorang pejuang Islam
bernama Shalahuddin Al-Ayyubi atau yang lebih dikenal dengan Saladin.
Shalahuddin Al-Ayyubi lahir pada 1138 M Shalahuddin yang merupakan anak
dari Najmuddin Ayyub.
Shalahuddin tinggal bersama seorang pemimpin besar, Imadudddin az-Zanki.
Ia pun tumbuh di lingkungan yang terhormat dan mencintai jihad. Di
tempat ini juga Shalahudin kecil mulai mempelajari Alquran, menghafal
hadis dan mempelajari bahasa Arab.
Paman Shalahuddin, Nuruddin Mahmud meminta Shalahuddin untuk ikut
melakukan kerajaan Syiah ini. Menurutnya, penaklukkan Daulah Fatimiyyah
merupakan jalan lapang untuk membebaskan Jerusalem dari kekuasaan
Pasukan Salib.
Shalahuddin pun berhasil. Ia sukses menaklukkan Jerusalem dengan
menyatukan kekuatan seluruh bangsa muslim. Perang Salib antara bangsa
Muslim dan Nasrani pun berakhir dengan kemenangan Shalahuddin.
Kemenangan Shalahuddin membuat pengikutnya berhasil kembali membersihkan
Jerusalem dari kamun Nasrani, termasuk mengembalikan kesucian Masjid
Al-Alqsha.
Pada akhirnya, Salahuddin meninggal pada 16 Shafar 589 H di usia 55
tahun
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada
Kamis, 18 Juni 2015 - 09:42 WIB oleh Diana Rafikasari dengan judul
"Shalahudin Al-Ayyubi Pejuang Pembebasan Baitul Maqdis". Untuk
selengkapnya kunjungi: https://lifestyle.sindonews.com/berita/1013950/158/shalahudin-al-ayyubi-pejuang-pembebasan-baitul-maqdis
Sebuah film inspiratif
kembali hadir kelayar kaca Anda. Film yang kental dengan ajaran agama
Islam ini bertajuk Shalahudin Al Ayyubi.
Film seri ini menceritakan tentang kisah nyata seorang pejuang Islam
bernama Shalahuddin Al-Ayyubi atau yang lebih dikenal dengan Saladin.
Shalahuddin Al-Ayyubi lahir pada 1138 M Shalahuddin yang merupakan anak
dari Najmuddin Ayyub.
Shalahuddin tinggal bersama seorang pemimpin besar, Imadudddin az-Zanki.
Ia pun tumbuh di lingkungan yang terhormat dan mencintai jihad. Di
tempat ini juga Shalahudin kecil mulai mempelajari Alquran, menghafal
hadis dan mempelajari bahasa Arab.
Paman Shalahuddin, Nuruddin Mahmud meminta Shalahuddin untuk ikut
melakukan kerajaan Syiah ini. Menurutnya, penaklukkan Daulah Fatimiyyah
merupakan jalan lapang untuk membebaskan Jerusalem dari kekuasaan
Pasukan Salib.
Shalahuddin pun berhasil. Ia sukses menaklukkan Jerusalem dengan
menyatukan kekuatan seluruh bangsa muslim. Perang Salib antara bangsa
Muslim dan Nasrani pun berakhir dengan kemenangan Shalahuddin.
Kemenangan Shalahuddin membuat pengikutnya berhasil kembali membersihkan
Jerusalem dari kamun Nasrani, termasuk mengembalikan kesucian Masjid
Al-Alqsha.
Pada akhirnya, Salahuddin meninggal pada 16 Shafar 589 H di usia 55
tahun
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada
Kamis, 18 Juni 2015 - 09:42 WIB oleh Diana Rafikasari dengan judul
"Shalahudin Al-Ayyubi Pejuang Pembebasan Baitul Maqdis". Untuk
selengkapnya kunjungi: https://lifestyle.sindonews.com/berita/1013950/158/shalahudin-al-ayyubi-pejuang-pembebasan-baitul-maqdis
Siapa
tak kenal Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadi atau yang
lebih dikenal dengan Shalahuddin al-Ayyubi atau Saladin. Dia merupakan
ksatria dan panglima Muslim yang tak mengenal takut dan paling ditakuti
musuh dalam Perang Salib.
Shalahuddin
al-Ayyubi adalah laki-laki dari kalangan ‘ajam (non-Arab), tidak
seperti yang disangkakan oleh sebagian orang bahwa Shalahuddin adalah
orang Arab, ia berasal dari suku Kurdi.
Lahir
pada tahun 1138 M di Kota Tikrit, Irak, kota yang terletak antara
Baghdad dan Mosul. Shalahuddin melengkapi orang-orang besar dalam
sejarah Islam yang bukan berasal dari bangsa Arab, seperti Imam Bukhari,
Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan lain-lain. Karena suatu alasan,
kelahiran Shalahuddin memaksa ayahnya untuk meninggalkan Tikrit sehingga
sang ayah merasa kelahiran anaknya ini menyusahkan dan merugikannya.
Namun
kala itu ada orang yang menasihatinya, “Engkau tidak pernah tahu, bisa
jadi anakmu ini akan menjadi seorang raja yang reputasinya sangat
cemerlang.” Dari Tikrit, keluarga Kurdi ini berpindah menuju Mosul.
Sang
ayah, Najmuddin Ayyub tinggal bersama seorang pemimpin besar lainnya
yakni Imaduddin az-Zanki. Imaduddin az-Zanki memuliakan keluarga ini,
dan Shalahuddin pun tumbuh di lingkungan yang penuh keberkahan dan
kerabat yang terhormat. Di lingkungan barunya dia belajar menunggang
kuda, menggunakan senjata, dan tumbuh dalam lingkungan yang sangat
mencintai jihad. Di tempat ini juga Shalahuddin kecil mulai mempelajari
Alquran, menghafal hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
mempelajari bahasa dan sastra Arab, dan ilmu-ilmu lainnya.
Sebelum
kedatangan Shalahuddin al-Ayyubi, Mesir merupakan wilayah kekuasaan
kerajaan Syiah, Daulah Fathimiyah. Kemudian pada masa berikutnya Dinasti
Fathimiyah yang berjalan stabil mulai digoncang pergolakan di dalam
negerinya. Orang-orang Turki, Sudan, dan Maroko menginginkan adanya
revolusi. Saat itu Nuruddin Mahmud, paman Shalahuddin, melihat sebuah
peluang untuk menaklukkan kerajaan Syiah ini, ia berpandangan
penaklukkan Daulah Fathimiyyah adalah jalan lapang untuk membebaskan
Jerusalem dari kekuasaan Pasukan Salib. Nuruddin benar-benar
merealisasikan cita-citanya, ia mengirim pasukan dari Damaskus yang
dipimpin oleh Asaduddin Syirkuh untuk membantu keponakannya, Shalahuddin
al-Ayyubi, di Mesir. Mengetahui kedatangan pasukan besar ini, sebagian
Pasukan Salib yang berada di Mesir pun lari kocar-kacir sehingga yang
dihadapi oleh Asaduddin dan Shalahuddin hanyalah orang-orang Fathimiyah
saja. Daulah Fathimiyah berhasil dihancurkan dan Shalahuddin diangkat
menjadi mentrei di wilayah Mesir. Namun tidak lama menjabat sebagai
menteri di Mesir, dua bulan kemudian Shalahuddin diangkat sebagai wakil
dari Khalifah Dinasti Ayyubiyah.